Rabu, 05 Agustus 2009

Susur Selatan Pulau Jawa, touring TOC 18-25 Juli2009


Sabtu 18 Juli, pukul 04.00 pagi, 4 mobil Nissan dengan total sebelas peserta dewasa telah berkumpul di Rest Area Km 39, Bekasi untuk mengawali perjalanan jauh, menyusur Pantai Selatan Pulau Jawa. Perlengkapan mulai dari makanan, kompor gas, tenda, sleeping bag, velbed, genset, peta dan lain-lainnya telah disiapkan sebaik mungkin. Menjelang petang tibalah kami di Pantai Glagah (http://pariwisata.jogja.go.id/index/extra.detail/1728/pantai-glagah.html) dan diputuskan bermalam. Keesokkan harinya 3 mobil melanjutkan perjalanan sementara rekan lainnya harus kembali ke Jakarta karena urusan pekerjaan. Setelah Glagah, kami melalu beberapa pantai dan di Pacitan kami beristirahat makan siang. Ternyata Pacitan memiliki pantai yang tidak kalah mempesonakan, mungkin diperlukan lebih banyak promosi untuk mengenalkan kawasan ini. Perjalanan menyusur terus pantai Selatan hingga Banyuwangi. Sungguh menakjubkan. Rencana semula akan mencoba tembus ujung Jawa, Sukamade, (http://www.sukamade.com),namun terhalang jalan tak bisa ditembus/hancur, saat kami sudah memasuki perkebunan Glenmore sejauh 8 km dan saat itu sudah menjelang malam. Sukamade merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Meru Betiri tempat penangkaran penyu.
Sebelumnya kami telah mengunjungi Bromo melalui Nongkojajar, jalur yang jarang dilalui karena banyak turunan dan tanjakan tajam, berliku dan berbahaya. Di sini kami turun ke lautan pasir Wonokitri mencari jalan keluar liwat Ranu Pani, Senduro tembus Lumajang. Kemampuan mencari rute semua dibantu dengan GPS dan menjadikan perjalanan lebih menarik.
Setelah beristirahat sejenak di kediaman pak Handoko, salah satu rekan kami, perjalanan dilanjutkan menuju Meru Betiri. Gagal Sukamade, kami meneruskan perjalanan ke Kawah Ijen. Luar biasa cantiknya Ciptaan Tuhan. Rombongan memasuki area Kawah Ijen pukul 10.30, gelap gulita tidak nampak ada kehidupan walaupun akhirnya kami berhasil menemukan si penjaga kawasan tersebut. Kami menginap semalam di area penginapan Ijen, fasilitas amat minim, ada tempat tidur tetapi kamar mandi tidak tersedia air dan kawasan ini terkesan kurang dipelihara, padahal amat potensial sebagai salah satu kawasan eco-tourism.
Pendakian ke kawah Ijen melalui jalan setapak, cukup melelahkan tetapi dahsyat karena pemandangan yang amat mengagumkan apalagi setelah mencapai kawah. Kebanyakan pendaki adalah wisatawan asing dan menarik saat mengamati reaksi mereka saat melihat kawah. Di sini kita dapat menyaksikan sejumlah orang turun ke kawah mencari belerang dan dengan pikulan mereka harus melalui medan yang cukup berbahaya mengambil belerang. Rata-rata mereka mampu mengangkat 75 kg belerang @Rp.600,-per kilo dan ini hanya dikerjakan sampai jam 12.00 karena setelah itu udara di sekitar kawah dianggap berbahaya.
Rencana selanjutnya adalah keluar dari Ijen melalui Bondowoso via Sempol, menembus hutan alam dan jalan berbatuan. Dahulu kawasan ini merupakan bagian dari Alas Purwo, hutan tertua di Pulau Jawa.
Kembali kami bermalam lagi di Pasir Putih, Situbondo. Keesokan harinya setelah sarapan di Rawon Nguling, dekat Pasuruan kami singgah ke Surabaya untuk mencoba jembatan Suramadu. Pukul 12 an saat mencapai Pulau Madura, udara terasa amat menyengat. Biaya melintas jembatan Suramadu sebesar 60 ribu rupiah dan setelah foto bareng dibawah terik matahari kami melanjutkan perjalanan kembali ke Jakarta. Tiba di Jogja, kami harus menginap karena terlalu letih dan baru melanjutkan perjalanan pulang keesokan harinya. Sabtu, 25 Juli sekitar pukul 2 dinihari, kami memasuki Jakarta setelah seminggu penuh melakukan perjalanan susur Pantai Selatan. Pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan, melintasi berbagai kawasan dengan alam pemandangan yang menarik, antara lain pantai, bukit, desa bersama teman-teman dan tiba dengan selamat di Jakarta.
Tahun depan kami ingin kembali melakukan perjalanan ke Sumatra Barat. Semoga

by Kamil Hafiz




Tidak ada komentar: