Rabu, 05 Agustus 2009

TIPS & TRIK MELAKUKAN PERJALANAN



Kita selalu berkeinginan agar perjalanan nanti akan bisa “melunasi” semua biaya dan tenaga yang dikeluarkan. Namun sering kita justru terjebak dengan KUANTITAS tempat tujuan. Padahal sebenarnya yang paling baik adalah KUALITAS-nya.
Maksudnya adalah semakin banyak tempat tujuan maka semakin tidak focus pikiran kita pada tujuan tersebut. Kita akan selalu berpikir “Setelah ini apa ya?”. Padahal kita masih di suatu tempat yang belum kita gali habis. Akibatnya mental kita terbebani dan perjalanan akan menjadi kurang nyaman. Pengalaman menunjukkan jumlah tujuan perjalanan paling baik adalah dua (2) tempat saja atau paling banyak tiga (3). Lebih dari itu hal seperti yang disebutkan di atas akan dialami.


Merencanakan Perjalalan

1. Pilih tempat yang menarik untuk dikunjungi. Senantiasa berpikir bahwa biaya dan tenaga yang akan dikeluarkan sebanding dengan “value” tempat tujuan.
2. Diskusikan dengan calon teman seperjalanan tentang tujuan tersebut dengan maksud untuk mendapatkan “feed back”. Teman perjalanan akan ikut menentukan kenyamanan kita dalam perjalanan.
3. Lakukan survey sebelum memastikan tempat tujuan. Maksudnya adalah untuk mendapatkan gambaran situasi perjalanan dan menetukan logistic yang harus dibawa atau tidak perlu dibawa. Lakukan survey secara virtual dengan browsing di Internet, bertanya-tanya pada narasumber yang dipercaya atau menghubungi instasi yang berwenang.
4. Lakukan perhitungan anggaran biaya. Agar tidak “tekor” setelah melakukan perjalanan, anggaran biaya ini sudah diketahui sebelum kita berangkat. Rencanakan pengeluaran yang paling optimal, tetapi berhematlah sebisa-bisanya nanti dalam perjalanan.
5. Siapkan kendaraan untuk perjalanan yang jauh. Kondisi kendaraan dan suku cadang harus prima atau paling tidak memadai untuk perjalanan tersebut termasuk apabila ada deviasi-deviasi.


Selama Perjalanan

1. Ikuti semua hal yang yang sudah ditentukan dari survey, tetapi bersiaplah pada setiap deviasi. Perlu diingat bahwa anggaran perjalanan dibuat berdasarkan survey sehingga setiap deviasi akan mempengaruhi anggaran tadi. Apabila ada deviasi usahakan tidak cukup mempengaruhi anggaran biaya.
2. Bekerjasamalah dengan orang lain sebaik mungkin. Perbedaan pendapat yang kecil saja akan mempengaruhi kenyamanan. Yang dibutuhkan dalam perjalanan berombongan khususnya adalah sikap yang toleran dan leadership yang baik.
3. Sempatkan untuk mengabadikan dan menikmati setiap momen, pemandangan atau situasi. Hal inilah yang mematri ingatan kita dan sekaligus media bagi orang lain untuk ikut merasakan sensasi perjalanan.
4. Jaga kondisi fisik semua anggota perjalanan sebaik mungkin. Urusan logistic dan fasilitas MCK memegang peranan yang sangat penting. Ingatlah untuk selalu melakukan survey!

Sesudah Perjalan

1. Perbaiki dan simpan semua perlengkapan perjalanan ke tempat semestinya sehingga memudahkan kita untuk mencari apabila nanti diperlukan lagi.
2. Check kendaraan di bengkel untuk memastikan kedaan kendaraan sesudah perjalanan.
3. Buat album kenangan dan tulisan yang memadai untuk dokumentasi atau sharing dengan orang lain dalam Blog.

by Budi Prabowo

Susur Selatan Pulau Jawa, touring TOC 18-25 Juli2009


Sabtu 18 Juli, pukul 04.00 pagi, 4 mobil Nissan dengan total sebelas peserta dewasa telah berkumpul di Rest Area Km 39, Bekasi untuk mengawali perjalanan jauh, menyusur Pantai Selatan Pulau Jawa. Perlengkapan mulai dari makanan, kompor gas, tenda, sleeping bag, velbed, genset, peta dan lain-lainnya telah disiapkan sebaik mungkin. Menjelang petang tibalah kami di Pantai Glagah (http://pariwisata.jogja.go.id/index/extra.detail/1728/pantai-glagah.html) dan diputuskan bermalam. Keesokkan harinya 3 mobil melanjutkan perjalanan sementara rekan lainnya harus kembali ke Jakarta karena urusan pekerjaan. Setelah Glagah, kami melalu beberapa pantai dan di Pacitan kami beristirahat makan siang. Ternyata Pacitan memiliki pantai yang tidak kalah mempesonakan, mungkin diperlukan lebih banyak promosi untuk mengenalkan kawasan ini. Perjalanan menyusur terus pantai Selatan hingga Banyuwangi. Sungguh menakjubkan. Rencana semula akan mencoba tembus ujung Jawa, Sukamade, (http://www.sukamade.com),namun terhalang jalan tak bisa ditembus/hancur, saat kami sudah memasuki perkebunan Glenmore sejauh 8 km dan saat itu sudah menjelang malam. Sukamade merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Meru Betiri tempat penangkaran penyu.
Sebelumnya kami telah mengunjungi Bromo melalui Nongkojajar, jalur yang jarang dilalui karena banyak turunan dan tanjakan tajam, berliku dan berbahaya. Di sini kami turun ke lautan pasir Wonokitri mencari jalan keluar liwat Ranu Pani, Senduro tembus Lumajang. Kemampuan mencari rute semua dibantu dengan GPS dan menjadikan perjalanan lebih menarik.
Setelah beristirahat sejenak di kediaman pak Handoko, salah satu rekan kami, perjalanan dilanjutkan menuju Meru Betiri. Gagal Sukamade, kami meneruskan perjalanan ke Kawah Ijen. Luar biasa cantiknya Ciptaan Tuhan. Rombongan memasuki area Kawah Ijen pukul 10.30, gelap gulita tidak nampak ada kehidupan walaupun akhirnya kami berhasil menemukan si penjaga kawasan tersebut. Kami menginap semalam di area penginapan Ijen, fasilitas amat minim, ada tempat tidur tetapi kamar mandi tidak tersedia air dan kawasan ini terkesan kurang dipelihara, padahal amat potensial sebagai salah satu kawasan eco-tourism.
Pendakian ke kawah Ijen melalui jalan setapak, cukup melelahkan tetapi dahsyat karena pemandangan yang amat mengagumkan apalagi setelah mencapai kawah. Kebanyakan pendaki adalah wisatawan asing dan menarik saat mengamati reaksi mereka saat melihat kawah. Di sini kita dapat menyaksikan sejumlah orang turun ke kawah mencari belerang dan dengan pikulan mereka harus melalui medan yang cukup berbahaya mengambil belerang. Rata-rata mereka mampu mengangkat 75 kg belerang @Rp.600,-per kilo dan ini hanya dikerjakan sampai jam 12.00 karena setelah itu udara di sekitar kawah dianggap berbahaya.
Rencana selanjutnya adalah keluar dari Ijen melalui Bondowoso via Sempol, menembus hutan alam dan jalan berbatuan. Dahulu kawasan ini merupakan bagian dari Alas Purwo, hutan tertua di Pulau Jawa.
Kembali kami bermalam lagi di Pasir Putih, Situbondo. Keesokan harinya setelah sarapan di Rawon Nguling, dekat Pasuruan kami singgah ke Surabaya untuk mencoba jembatan Suramadu. Pukul 12 an saat mencapai Pulau Madura, udara terasa amat menyengat. Biaya melintas jembatan Suramadu sebesar 60 ribu rupiah dan setelah foto bareng dibawah terik matahari kami melanjutkan perjalanan kembali ke Jakarta. Tiba di Jogja, kami harus menginap karena terlalu letih dan baru melanjutkan perjalanan pulang keesokan harinya. Sabtu, 25 Juli sekitar pukul 2 dinihari, kami memasuki Jakarta setelah seminggu penuh melakukan perjalanan susur Pantai Selatan. Pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan, melintasi berbagai kawasan dengan alam pemandangan yang menarik, antara lain pantai, bukit, desa bersama teman-teman dan tiba dengan selamat di Jakarta.
Tahun depan kami ingin kembali melakukan perjalanan ke Sumatra Barat. Semoga

by Kamil Hafiz