Jumat, 21 November 2008

Senin, 17 November 2008


Terrano yang Siap Berenang

Muhammad Ikhsan - detikOto

Jakarta - Hujan, becek nggak ada ojek, salah satu lirik lagu yang dilantunkan artis cantik yaitu Cinta Laura, nampaknya hukum itu tidak berlaku bagi Andri. "Tenang aja bro, ngga usah bingung kan ada boil gw yang siap menerabas medan becek, bertanah dan banjir sekalipun," ucap Andri Pemilik Nissan Terrano Spirit S kepada detikoto, Minggu (9/10/2008) .

Masuk musim hujan banyak jalan-jalan tergenang air yang tinggi, bahkan air setinggi pinggang orang dewasa diterabas dengan enteng mobil bikinan Jepang yang sudah dimodifikasi bergaya off-road itu.

Andri juga salah satu anggota Terrano Owners Club (TOC) ikut meramaikan Indonesia Consumunity Expo (ICE) dengan membuka stand di Senayan 8-9 November lalu mengatakan, kunci meninggikan bodi Terrano dengan menitikberatkan pada kaki-kaki dan under carriage. Meliputi drop kit, lower arm, upper arm, coil spring, leaf spring, shock absorber, shock steering, bumps stop, trackbar dan rear shackle.

Body lift Terrano yang dinaikan sebanyak 8 cm dan didukung dengan shockbreker merek Procomp. Hasilnya lumayan tangguh, dan untuk torsi per depan dinaikan 80 persen biar rata dengan belakang. Walaupun agak keras dengan bantingannya tetapi mobil ini sangat efektif untuk medan berpasir.

Untuk roda gerak sementara Andri mempercayakan 2 wheels drive pada roda belakang Terrano. "Nanti ke depannya ada rencana untuk diubah menjadi 4 wheels drive untuk menambah performa Terrano gw," ucap Andri. Pilihan pada ban, warga Bogor ini menggunakan ban ukuran 31 Savero dengan diameter 10.5 dipadukan dengan Velg Cobra ring 15 dan diameter 10 inci.

Pada sektor mesin, Andri juga masih mempercayakan kekuatan Nissan Terrano Spirit dengan kapasitas mesin 2.389 cc dengan 4 silinder water cooled yang mampu menyemburkan tenaga 118 hp, hanya mengaplikasikan belalai gajah alias snorkle pada dapur pacu. "Agar siap diajak berenang sekalipun," tegas Andri. ( tbs / tbs )


Jumat, 23 Mei 2008




Terrano Owners Club di Otobursa 2008

Acara tahunan Otobursa yang diadakan Tabloid Otomotif yang lebih dikenal sebagai “Tumplek Blek” merupakan perhelatan akbar bagi penggemar kegiatan otomotif. Mulai dari klub, modifikator, pebengkel, pedagang, hobbiest seakan benar-benar tumplek blek. Onderdil baru dan bekas, barang-barang hasil fabrikasi, parts langka digelar di lapak-lapak yang disewa.
Tahun ini acara Otobursa berlangsung pada tanggal 10 & 11 Mei 2008.
Terrano Owners Club (TOC) memanfaatkan momen ini sebagai ajang untuk memperkenalkan diri ke publik untuk pertama kalinya. Dengan tujuan perkenalan tersebut dan bekerja sama dengan produsen peralatan kegiatan outdoor Coleman, TOC menggelar lapaknya menempati stand D21. Dilatarbelakangi banner yang dibuat khusus untuk acara ini dan warna-warni back drope serta LCD projector dan musik yang menghentak-hentak dan barang-barang pajangan Coleman, stand TOC menjadi perhatian pengunjung Otobursa.
Klip-klip video kegiatan-kegiatan TOC yang pernah dilakukan dengan latar belakang musik cadas yang dikemas oleh Andry seakan memukau banyak pengunjung. Tercatat 43 orang mengisi buku tamu dan menyatakn diri ingin bergabung dengan TOC. Sebagai imbalannya, sekeping CD berisi klip tersebut dan selembar sticker sebagai gantinya.

Budhi Prabowo


Kamis, 21 Februari 2008

DASAR-DASAR FOURWHEEL DRIVE




1. TRAKSI vs TORSI

Untuk menjalankan sesuatu (kendaraan) kita memerlukan kaki atau roda dimana kita mengubah tenaga menjadi sebuah pergerakan. TRACTION (TRAKSI) adalah gaya gesekan antara roda dan permukaan jalan. Traksi diperoleh dari koefisien gesek antara roda dan permukaan jalan dipadukan dengan luas permukaan ban serta beban pada ban tersebut.
Apabila roda tidak mendapatkan traksi maka kendaraan kita tidak dapat berjalan.
Sedangkan TORQUE (TORSI) berarti gaya-putar yang membuat roda berputar. Torsi adalah gaya yang dihasilkan dari sumber tenaga (mesin) terhadap gesekan (traksi). Bila tidak ada gesekan maka tidak ada torsi. Roda dengan gesekan besar atau kendaraan dengan beban berat membutuhkan torsi yang besar untuk menggerakkanya.

Bila Traksi lebih kecil dari Torsi, maka roda akan spin. Kita menyebutnya “roda kehilangan traksi. Maka untuk kembali mendapatkan traksi tersebut, sesuai dengan definisi diatas, kita dapat mengurangi torsi dengan menurunkan gas atau memperbesar permukaan gesek ban dengan mengurangi tekanannya

Akan halnya kendaraan yang tidak bisa berjalan karena gesekan yang besar (baca beban yang berat) atau mendaki, maka yang diperlukan adalah torsi yang lebih besar untuk mengatasi gesekan tersebut. Untuk mengatasinya kita menambah gas.

Jadi, jangan tertukar antara pengertian TRAKSI dan TORSI.


2. TRAKSI PADA KENDARAAN TWO WHEEL DRIVE (2WD)
Pada gambar 1 di atas, untuk menggerakkan kendaraan kita anggap tiap roda mempunyai traksi 100 unit. Jadi keseluruhan traksi pada keempat roda adalah 400 unit. Karena kendaraan 2WD, hanya 2 roda yang digunakan untuk menggerakan kendaraan. Sehingga Torsi dari mesin hanya akan diberikan pada 2 roda. Misalnya pada keadaan di atas diperlukan torsi 140 unit dengan untuk mengatasi traksi 200 unit, maka terdapat sisa traksi 60 unit (traksi positif). Kendaraan bisa berjalan.

Pada gambar 2 di atas, keadaannya sebagai berikut. Karena licin maka, maka setiap roda hanya memberikan traksi sebesar 50 unit atau 100 unit yang diperlukan untuk memutar 2 roda. Maka dengan torsi 140 unit akan terjadi kekurangan 40 unit (traksi negatif) dan roda akan spin dan kendaraan tidak mau bergerak. Contohnya berkendara di pantai. Karena pasir pantai memberikan traksi yang kecil, maka roda spin dan kendaraan stuck.
Pada gambar 3 keadaanya adalah dengan beban berat atau menanjak, misalnya torsi yang diperlukan misalnya 220 unit, maka dengan traksi setiap roda sebesar 100 maka akan terjadi kekurangan 20 (traksi negative) dan roda akan spin dan kendaraan tidak mau bergerak. Contohnya berkendara mendaki bukit, karena torsi yang besar, maka roda spin dan kendaraan tidak bergerak.
3. TRAKSI PADA KENDARAAN FOUR WHEEL DRIVE (4WD)
Pada gambar 4 kendaraan 4WD, torsi dari mesin akan diberikan ke 4 roda secara merata dengan menggunakan traksi keempat roda. Maka pada kondisi tersebut traksinya adalah 400 unit. Dikarenakan torsi yang diperlukan untuk menjalankan kendaraan hanya 140 unit, maka ada sisa traksi sebesar 260 unit (traksi positif). Kendaraan berjalan.


Gambar 5.

Pada gambar 5 kendaraan di atas permukaan licin, setiap roda hanya memberikan traksi sebesar 50 unit. Dengan torsi 140 unit dari mesin dibagi rata ke semua roda, maka akan didapat hasil traksi 60 unit (traksi positif). Kendaraan berjalan.



Gambar 6.

Pada Gambar 6 kendaraan dengan beban berat atau menanjak dimana diperlukan torsi sebesar 220 unit untuk menggerakkan kendaraan. Maka pada setiap roda traksinya adalah 45 atau secara keseluruhan 180 unit (traksi positif). Kendaraan berjalan.

4. KESIMPULAN

1. Untuk menggerakkan kendaraan selalu diperlukan traksi yang positif.
2. Dengan keadaan yang sama dan kondisi torsi mesin yang sama, kendaraan 4WD memberikan traksi yang lebih besar (jaminan kendaraan untuk tetap bergerak lebih besar).


BP270108

Selasa, 19 Februari 2008

Bumi Perkemahan Palutungan – Gunung Ceremai

Katanya Gunung Ceremai itu bagus dan indah. Untuk membuktikan ucapan itu , 9 TOCers berangkat menuju Bumi Perkemahan Palutungan di kaki Gunung Ceremai – Kuningan , Jawa Barat , 1 hari sesudah Hari Raya Imlek , tepatnya tanggal 8 Februari 2008 . Ditemani derasnya “hujan rejeki Imlek “ , 9 TOCers memilih tol Cipularang dilanjut masuk tol Padaleunyi langsung menuju jalan berkelok dan mendaki menuju Sumedang dan Majalengka. Tol Cirebon menjadi pilihan untuk mempersingkat jarak tempuh mengingat hari sudah larut malam. Tepat jam 22.20 malam , 9 TOCers sampai dilokasi perkemahan hutan pinus Palutungan pas di kaki Gunung Ceremai itu.


Paginya sekembalinya dari melihat kota Kuningan , 4 TOCers mencoba jalan tahan menuju puncak Gunung Ceremai ditemani penduduk setempat dengan membawa Terrano masing-masing. Jalan tanah yang basah , jalur tempuh yang sudah ditumbuhi tumbuhan hutan menjadi penasaran 4 TOCers untuk mencoba menembusnya. Berkat kekompakan dan peralatan evakuasi yang dibawa, akhirnya 4 TOCers kembali ke base camp lewat magrib. Minggu 10 Februari 2008 , 9 TOCers bergerak pulang melewati Waduk Darma untuk bergabung dengan 1 TOCers yang lain , dan memilih jalur Subang untuk kembali ke Jakarta.
Ternyata Gunung Ceremai memang BAGUS , INDAH dan DINGIN.

Gunung Ceremai :driving thru the pine trees



,February 2008





DAPUR UMUM : oleh-oleh dari Gunung Ceremai

10 Februari 2008 : Gelap masih menyelimuti pagi subuh , Ibu Wawan dan Martha sudah bangun, yang dicari adalah kompor untuk mulai memasak air dan memotong pisang , mencari terigu , pertanda pagi akan dijelang. Air sudah mulai mendidih, bunyi minyak panas bertemu dengan adonan pisang goreng membuat rekans yang lain mulai keluar dari tenda masing-masing . Satu persatu merapat mendekati dapur umum darurat , dengan sabar menunggu air mendidih dan pisang goreng matang untuk membuat sekedar kopi panas atau teh manis hangat. Cemilan pagi sudah siap disantap panas-panas untuk menghalau rasa lapar dan dingin malam tadi.
Di dapur umum, semua berkumpul.


Di dapur umum, semua berkumpul.

9 Februari 2008 : “Tinggal mobil pak Gerry , gak usah nyusul , kami segera turun” kata Andri melalui komunikasi radio. Tetapi tidak menghentikan kegiatan Ledi, Silvy, Dessy, Lina dibawah komando Ibu Yati Kamil menyiapkan menu tumis buncis , goreng ikan mas, ikan asin untuk santapan makan malam . Ledy dan Dessy didepan kompor , Lina sibuk dengan air, sabun cuci dan barisan piring kotor, Silvy dibantu Mar diasyikkan dengan pisau dan bahan mentah yang harus disiapkan untuk dimasak, Ibu Kamil memang ahlinya mengkoordinir para ibu’s di dapur umum sore itu. Sesudah kembali dari light offroad, semua rekans berkumpul di dapur umum untuk menyantap menu makan malam yang masih hangat.
Di dapur umum, semua berkumpul.

Semua kumpul
di dapur umum
apa saja ada
ada nasi , lauk pauk, kopi , teh
pisang goreng, jagung rebus, peuyeum goreng, kacang rebus
di
DAPUR UMUM

CAMPING:BENANG MERAH DARI PERJALANAN PARA TOCers




Malingping – Pelabuhan Ratu, Taman Nasional Gunung Halimun , Cikaniki – Jawa Barat , Cijeruk – Bogor, Taman Nasional Ujung Kulon – Banten, Danau Ranau – Sumatera Selatan dan yang terakhir Bumi Perkemahan Palutungan , Gunung Ceremai – Kuningan Jawa Barat , adalah perjalanan dan camping yang sudah dinikmati oleh para TOCers selama hampir 1 tahun lebih.


Mengisi hari libur akhir pekan dan hari libur nasional dengan kegiatan perjalanan dan campinglah yang menyatukan para TOCer selama ini. Berangkat dari kepemilikan mobil Terrano yang tangguh untuk diajak menjelajah tempat-tempat yang belum pernah TOCers tempuh , serta mencari bentuk liburan keluarga yang murah , akhirnya camping menjadi pilihan yang mampu mengakomodasi keinginan tadi. Para TOCers perlahan-lahan mulai melengkapi diri masing-masing dengan logistik camping . Tenda yang layak, kasur pompa, felbed, lampu, genset, kompor ,peralatan praktis untuk makan dan konsumsi sudah mulai lengkap seiring dengan pengalaman tidur di tenda dengan segala kondisi alam yang ada. Sehingga makin membulatlah keinginan yang sama itu menjadi rangkaian perjalanan dan camping yang menarik.

Setelah melewati serangkaian perjalanan yang menarik selama ini , ada benang merah yang bisa ditarik dari perjalanan selama ini .
Perjalanan selama ini makin menarik dan asyik , karena ada rasa kebersamaan yang makin terbina dengan camping bersama-sama disegala kondisi alam. Perjalanan dengan Terrano menjadi menarik karena kita dapat berkumpul bersama dengan tenda masing-masing dan kebersamaan itu tumbuh menjadi kuat. Kendala yang dihadapi bisa diatasi bersama-sama karena sama-sama merasakan capeknya menyiapkan logistik, memasang tenda , membuka dapur umum, menyediakan konsumsi dengan dana bersama sampai mencoba jalan disekitar lokasi camping . Menjadi perhatian aku biasanya susah ngajak mencoba jalan dengan berbagai alasan, tapi lama-lama mudah karena kita sudah percaya susah senang tanggung bersama dan saling bantu . Mulai dari Malingping sampai dengan Bumi Perkemahan Palutungan , kegiatan camping bersama ternyata bisa mengikis rasa ego dari masing TOCers. Aku pribadi, sangat terharu melihat perubahan ini dari diriku sendiri dan rekans TOCers . Dengan bisa mengikis ego , persahabatan mulai tumbuh perlahan antar para TOCers dan keluarga . Rasanya gak lengkap kalo jalan tidak bawa keluarga lengkap.

Berharap benang merah ini tidak putus tapi dipelihara dengan baik dengan membuat perjalanan dan kegiatan selama perjalanan yang lebih menarik dan bervariasi . Camping menjadi pilihan yang tepat untuk mendampingi perjalanan kita para TOCers mencari dan menjelajahi tempat-tempat yang indah di bumi Indonesia ini.

BUMI PERKEMAHAN PALUTUNGAN di kaki GUNUNG CEREMAI

Kata orang Gunung Ceremai itu indah, sejuk dan bagus
Kata orang Waduk Darma itu juga indah

Akhirnya
diputus tanggal 8 Februari 2008 ,9 TOCers bergerak dari KM 19 Rest Area Bekasi dengan logistik lengkap menuju Gunung Ceremai di Kuningan. Sesudah melewati tol Cipularang disambung tol Padaleunyi , Jatinangor, Sumendang , Kadipaten dan akhirnya jam 22.20 pintul tol Cirebon terlihat didepan mata, menandakan Kuningan sudah dekat. Rasa kantuk agak terobati pada saat 9 TOCers sudah keluar dari pintu tol Ciganea menuju langsung ke Desa Palutungan . Jalan mulai menanjak dan mengecil , kebun wortel dan kentang terlihat dari sorotan lampu mobil ditengah malam , akhirnya Bumi Perkemahan Palutungan menyambut 9 TOCers dengan deretan pohon pinus yang tinggi-tinggi. Setelah memilih lokasi kemah yang baik, semua TOCers mulai mendirikan tenda masing-masing dibantu sorotan lampu mobil dan ditemani desiran angin dari sela-sela pohon pinus. Dingin dan agak merinding . Tenda , genset, lampu, dapur umum sudah terpasang, semua rombongan langsung masuk kedalam tenda untuk beristirahat dan berlindung dari kencangnya tiupan angin malam di kaki Gunung Ceremai. DINGIN ........

Bias cakrawala pagi mengintip dari sela-sela pohon pinus , biru ungu putih kuning ....warna yang indah . Subuh dijelang , satu persatu TOCers keluar dari tenda yang hangat, ingin melihat tingginya puncak Gunung Ceremai. Bumi perkemahan Palutungan berada di 1.070 dpl . Air gunung yang dingin membangunkan TOCers. Awan merendah membuat bumi perkemahan menjadi putih dan DINGIN lagi, tapi tidak jadi halangan untuk bersiap sarapan dan pergi melihat ikan keramat dan kota Kuningan. Tahu kecap dan tahu goreng khas Kuningan menjadi buah tangannya. Sesudah makan siang dan istirahat , 4 TOCers bersiap untuk mencoba trek menuju puncak gunung Ceremai . Ditemani oleh seorang penjaga perkemahan, mereka bergerak perlahan melalui jalan tanah yang basah karena hujan , mencoba naik kearah puncak gunung yang indah itu. Awalnya lancar , karena jalan tanah masih kelihatan, tapi jalan tanah mulai lunak dan gembur serta semak mulai merimbun menutupi jarak pandang , laju 4 TOCers mulai tersendat. Karena jarang dilewati mobil , jalan sudah banyak yang tertutup pohon dan semak kembali, sehingga tidak memungkinkan untuk ditembus, sesudah melihat kondisi jalan , diputuskan untuk putar balik. Lebar jalan yang sangat sempit dan terbatasnya tempat untuk putar balik dan sisi kanan jalan sudah jurang yang lumayan dalam, 4 TOCers mencoba mundur satu per satu sampai dapat tempat yang baik untuk putar balik. Jalan tanah yang licin dan gempur membuat acara putar balik ini menjadi seru . Strep dan winch ternyata tidak cukup membantu . Akhirnya teori dorong sangat membantu TOCers keluar dari jalan tanah yang licin itu. Selepas magrib , sorotan lampu atas mobil TOCers terlihat dari atas gunung menuju lokasi tenda , turun perlahan karena jalan licin dan basah. Mobil ke 4 TOCers penuh dengan lumpur dan tanah .... SERU.
Nasi pulen hangat, tumis sayur, ikan asin, gurame goreng menjadi menu makan malam TOCers malam ini , sebelum kami berkemas untuk besok 10 Februari 2008 bergerak pulang. Malam terakhir ini , TOCers lewati dengan duduk berkumpul bersama ditemani kopi dan teh hangat serta pisang dan peuyeum goreng. Pengalaman rekans tadi sore menjadi topik seru, serta berbagi pengalaman dan ilmu antara TOCers menjadikan malam ini sangat berkesan dan merasakan TOCers menjadi 1 keluarga besar yang makin hari makin kompak . Berharap rencana perjalanan demi perjalanan yang sudah menjadi rencana TOC menjadi makin mudah dilewati bersama. Malam makin larut , tenda yang hangat sudah memanggil untuk beristirahat . DINGIN dan SERU .
Pagi hari, 10 Februari 2008 , sesudah menyantap pisang goreng dan kopi/teh hangat, kami berkemas dan siap untuk meninggalkan Bumi Perkemahan Palutungan di kaki Gunung Ceremai . Tetap jam 8.00 perlahan-lahan 9 TOCers bergerak turun menuju rumah rekans TOC untuk dijamu sarapan pagi ala Desa Palutungan. Perjalanan pulang dilanjutkan menuju Waduk Darma sekitar 15 menit dari Desa Palutungan . Disana sudah menunggu rekan Budi Prabowo yang berangkat dari Purwokerto untuk bergabung pulang juga. Bendungan waduk menyambut kami di Waduk Darma. Indah dan sejuk ....... waduknya cukup luas dan bersih. Ada beberapa orang datang dengan pancingan karena di waduk Darma ada ikan kecil yang bisa dipancing. Sesudah mengambil beberapa foto, kami melanjutkan perjalanan menuju Jakarta via Subang. Perempatan Palimanan menandakan 10 TOCers mulai masuk ke jalan utama Cirebon Sumedang . Setibanya di Sumedang , kami mengambil arah ke Subang . Jalan berkelok dan kecil menemani perjalanan pulang kami sampai pintu tol Purwakarta terlihat . DINGIN, SERU dan INDAH.
Ternyata, memang Gunung Ceremai itu INDAH , SERU dan DINGIN
Ternyata, memang Waduk Darma itu INDAH dan DINGIN


GT-Radial Treasure Hunt 2008




Ini adalah keikut sertaan kami yg kedua, setelah ikut tahun 2007 lalu.
Dengan membawa nama besar TOC (Terrano Owners Club), kami sangat interest untuk ikut rally tahun ini, dengan menurunkan 2 team ( Terrano & Mitsubishi Gallant ).
Tema Rally Tahun ini menggangkat issue " Global Warming & Penghijauan " dengan hadiah
yang cukup wah yaitu 1 Suzuki Swift dan 2 Motor Mio.
Setelah daftar via email, kami mengikuti Scrutenering & Briefing pada hari sabtu 26 Jan'08.
Cukup banyak club2 mobil terlibat, dengan jumlah peserta meningkat menjadi 200 team.
Tentunya dengan motivasi yg berbeda2, kami ingin mengenalkan TOC kepada rekan2 pecinta Otomotif.

Sampailah pada puncak acara, Minggu 27 Jan'08.
Semua Peserta berkumpul di tempat start ( Senayan City ).
Setelah acara ceremonial dan sesi foto2 dg beberapa "Umbrella Girl", Terry kami meluncur tepat pada pukul
8.11 WIB......

Untuk Round 1,

Kami harus melewati Route Senayan City - Lap. Irti Monas...
Dengan terlebih dahulu menyelesaikan Soal2 Cerita dan sandi, meliputi Pencarian Pos untuk
mendapatkan bukti stempel dan Puzzle....
Kami melewati Jl. Gerbang Pemuda, Pintu 1 Senayan, masuk ke Jl. Sudirman, berbelok ke Bendungan Hilir, Dianjurkan lewat Benhil GG 8 ,tapi ini hanya jebakan yg menyesatkan , padahal gang tersebut jalannya besar tapi tdk terlihat nama gangnya.
Pejompongan, Casablanca, Rasuna Said, HOS Cokroaminoto, IRTI Monas.
Selama perjalanan, kami harus berhati2 melihat kondisi kiri kanan, karena banyak pertanyaan menyangkut
perjalanan menuju Monas, spt berapa kali ada tangga penyeberangan, nama gereja, nama taman, nama sekolahan,
nama pomp bensin, dsb. Cukup banyak pertanyaan menjebak sehingga membuat peserta kesasar,
akhirnya kami bisa selesaikan Round 1 dengan waktu 1 jam, (terlambat 15 menit dari target waktu 45 mnt).
Di Irti Monas, semua peserta melakukan Tes Emisi....
(sebagai salah satu bentuk kampanye penyelamatan Lingkungan).
Kemudian kami diberi soal ke II.

Round 2.

Kami diberi waktu tempuh 42 Menit Menuju Wisma Aldiron..di Pancoran ....
Dengan banyaknya waktu terbuang menuju monas, kami berusaha lebih berhati2 dan jeli untuk
tepat dan cepat selesaikan route ini supaya akumulasi waktu masih mencukupi untuk sampai finish.
Sambil memecahkan soal2 berkenaan dg company profile GT Radial
kami melewati Jl. Menteng, Jl.Cut Meutia, Jl.Teuku Umar, Suropati, Rasuna Said, GatSu, menuju
Wisma Indo Mobil dan masuk area Carrefour.....bukan untuk belanja tapi..........
Disini kembali kami harus menyelesaikan soal2 dan Puzzle....
Untuk Round 2 ini, kami finish di Wisma Aldiron dg waktu lebih cepat 10 menit.
Ada beberapa Game yang harus diselesaikan, diantaranya berkenaan dg produk GT Radial....

Selanjutnya......

Round 3

Waktu jelang siang, kami diarahkan untuk ke arah Taman Mini, dengan
tujuan Museum Purna Bhakti dimana terlebih dahulu menjawab soal mengenai Flora dan Fauna
Indonesia, yang dilindungi dari kepunahan. juga mengenai cagar budaya serta pelestarian lingkungan.
Route yang dilalui adalah Dari Aldiron, GatSu, Toll Arah Bogor, langsung keluar toll Taman Mini....
Sampai di Taman Mini, semua peserta diharuskan melakukan penanaman pohon....
setelah itu baru istirahat siang....dengan makan siang bersama team-2 Rally..

Round 4

Route terakhir menuju finish, kami harus menuju " Ragunan "
pada perjalanan kali ini, kami hanya dibekali peta dalam bentuk " Sandi Tulip "
dituntut ketelitian dalam membaca sandi, untuk memecahkan teka teki soal
selama dalam perjalanan.....
Dengan route jalan yang sudah cukup familiar, akhirnya kami bisa selesaikan
finish di Ragunan jelang jam 1 siang....
Setelah lapor dan kembali harus menyelesaikan soal2 berkaitan dg Fauna di ragunan,
kami harus menunggu peserta2 lain untuk finish dan disuguhi Band dan Penyanyi yang sexi tampil dipanggung gembira dan lanjut kembali lagi ke Senayan City bersama2
secara konvoy.....

Tepat, pukul 14.00 WIB,
Dengan pengawalan PATWAL dari kepolisian, semua peserta kembali ke Senayan City.
Semua peserta disuguhkan dg berbagai hiburan Artis sampai jam 19.00 Wib dan Akhirnya...
kami kembali ke Rumah.....


Handoko

Feb'08



Minggu, 13 Januari 2008

Bagaimana TAG Mempersiapkan Perjalanan Menempuh Kawasan Bukit Barisan di Selatan Sumatra

Mengemudi kendaraaan saat menjelajah kawasan Sumatera tentu amat berbeda dari dengan Pulau Jawa. Persiapan matang amat diperlukan sebelum memulai perjalanan terutama bagi mereka yang baru pertama kali menyeberang Pulau Sumatera dan membawa serta keluarga termasuk balita.

Sebulan sebelum menjelajah Danau Ranau, TAG telah mengumpulkan semua informasi yang berkaitan dengan perjalanan tersebut antara lain kondisi penyeberangan Selat Sunda (pada bulan Desember, biasanya gelombang lebih tinggi dan curah hujan cukup tinggi), kondisi jalan, stasiun pengisian bahan bakar maupun keamanan jalan. Terang terang sebagian rute perjalanan, terutama setelah Bukit Kemuning tidak banyak diketahui oleh TAG terranoers. Informasi banyak diperoleh melalui internet, misalnya tentang kondisi jalan di situs Departemen PU, peta perjalanan dari PUSRI dan blog mereka2 yang pernah melakukan perjalanan ke Daua Ranau. Semakin banyak informasi yang diperoleh akan semakin melengkapi persiapan perjalanan.
Dengan pertimbangan keamanan dan cuaca, juga karena membawa serta anggota keluarga, sejak awal telah disepakati bahwa kami hanya melakukan perjalanan di siang hari.

Robonganterdiri dari 9 terry dan masing-masing dilengkapi dengan radio komunikasi sehingga memudahkan para peserta untuk berkomunikasi utamanya bagi terry yang bertugas sebagai pemandu. Alat komunikasi ini juga bmembantu agar para pengemudi tidak mengantuk.

Dalam perjalanan tersebut kami hampir kehabisan bahan bakar, karena tidak semua terry dilengkapi dengan tangki cadangan. Tidak banyak SPBU ditemui setelah Bukit Kemuning dan kalaupun ada biasanya pagi hari sudah habis diborong oleh penjual bensin eceran. Tangki cadangan amat diperlukan dan pastikan tidak terbuat dari plastik karena panas udara dan goncangan selama perjalanan akan membahayakan bahan bakar tersebut.

Logistik termasuk bekal makanan selama perjalanan tidak menjadi masalah, karena telah dipersiapkan oleh para ibu dengan amat baik. Perlu diingat bahwa berbeda dengan Pulau Jawa dimana banyak tersedia warung makanan/restoran, saat melakukan perjalanan di Sumatera yang menembus hutan yang masih alami dan bahkan jarang melalui perkampungan, tentu tidak mudah mencari tempat makan.Aqua galon dan kompor gas serta alat masak (teko, wajan, panci) sebaiknya disiapkan karena akan amat berguna.

TAG terranoers sering melakukan perjalanan bersama dan untuk meningkat kebersamaan kami biasanya membuka tenda untuk tidur, sehingga perlengkapan tidur (tenda, sleeping bag, velbet dll) selalu tersedia di masing-masing terry dan ada yang membawa jenset.

Medan yang kami tempuh terutama setelah turun dari Liwa, melalui hutan lebat cagar alam Bukit Barisan dimana kami kadangkala menemukan pohon besar bertumbangan di jalan juga tanah longsor dari sisi tebing yang curam di kanan kiri jalan. Amat beruntung karena hal tersebut tidak terjadi pada saat kendaraan kami meliwati area tersebut.

Peta perjalanan menyebutkan bahwa Liwa, Krui dan beberapa tempat yang dilalui adalah langganan gempa dan dan longsor dan juga karena musim hujan jalanan licin. Untuk mengatasinya, kami telah menyiapkan beberapa perlengkapan seperti winch, cangkul, sekop, lampu tembak dan golok. Untuk perjalanan nantinya, kami teringat bahwa membawa chainsaw dan tali besar akan amat bermanfaat.
Hutan yang kami lalui sungguh menakjubkan dan amat luar biasa indah dan asri dan di beberapa tempat terdapat tanda gambar lintasan harimau, gajah ,badak dan kijang. Kesemua ini akan ditemukan saat melintasi Bengkunat sampai Sanggi. Jalanan sepi, kelokan2 yang tajam, jalan mendaki dan menurun menembus Bukit Barisan bagian Selatan Sumatra. Konsentrasi penuh amat dituntut sepanjang perjalanan ini.

Setelah mengisi bahan bakar di Liwa, rombongan baru dapat mengisi kembali di SPBU Wonosobo, yang baru seminggu beroperasi. Sisa perjalanan ke arah Kota Agung, Tanjung Karang dan Jakarta berjalan denganmulus.

Secara keseluruhan kami menempuh 1074 km perjalanan dengan rute Jakarta – Bandar Lampung – Kotabumi – Bukit Kemuning-Liwa-Krui –Biha-Bengkunat-Sanggi-Kota Agung – Bandar Lampung – Jakarta. Pengalaman yang tidak dapat dilupakan terutama bagi mereka yang baru pertama menjelajah Sumatra melalui darat. Terbayar sudah rasa letih kami dengan keindahan alam selama perjalanan juga pengalaman baru.

Perjalanan ini merupakan persiapan petualangan kami selanjutnya ke Pagar Alam yang menawarkan pengalaman yang berbeda.

Sabtu, 05 Januari 2008

TAG Goes 2 Ranau : catatan perjalanan

TERRANO GOES TO RANAU

Melalui persiapan yang matang , dimulai dengan kumpul membahas rute, mengumpulkan data rute , jarak tempuh dan kondisi jalan yang dilewati, logistik serta konsumsi , akhirnya disepakati tanggal 28 Desember 2007 s/d 1 Januari 2008 , 10 anggota T.A.G dengan 9 terranonya berangkat menuju Danau Ranau – Sumatera Selatan.

28 Desember 2007
C
uaca yang tidak bersahabat , tidak menyurutkan rasa penasaran temans untuk memulai perjalanan ke Sumatera kali ini. Rasa khawatir akan gelombang tinggi di Selat Sunda sempat membuat beberapa temans ragu untuk berangkat, tapi semua tertepiskan berkat kekompakkan antar temans T.A.G. Tepat jam 22.11 malam, 9 terrano yang sudah isi bahan bakar penuh, bergerak meninggalkan parkiran McDonald didaerah BSD langsung menuju dermaga penyeberangan Merak menuju Bakaheuni. Pak Handoko – Dessy, Pak Kamil – Bu Yati, Pak Budi – Ibu Budi dan Iying, Pak Erry – Silvy dan akang supir, Calvin – Martha , Saras, Kresna dan mbak Mar, Dudi – Ledy, Rayhan dan mbak, Pak Gerry – Ibu Gerry , Gemi dan 2 tetehnya, Pak Edi – Lina , Jona dan temannya, Pak Rahmat – Ibu Rahmat, Deby dan kakaknya, Pak Joko dan temannya , semuanya ada 34 orang dengan 9 terrano yang sudah dilengkapi roof rack , penuh dengan logistik dan konsumsi. Situasi penyeberangan Merak , ramai dan padat dengan truk ,kami langsung ambil posisi didepan gerbang masuk ke dalam ferry setelah membayar Rp. 166.000 per mobil . Ombak dan arus air di Selat Sunda agak tidak bersahabat ditambah dengan hujan dan angin yang kencang , sempat rasa khawatir terbersit di hatiku untuk minta ditunda sampai kondisi baik, tapi melihat semangat temans yang lain serta tidak terlihat kekhawatiran di raut muka petugas ASDP Penyeberangan Merak , mobil aku menjadi mobil terakhir yang naik di JM Ferry yang akan mengantarkan 9 terrano menuju Bakaheuni tepat jam 01.10 pagi tanggal 29 Desember 2007.

29 Desember 2007
Y
ang jelas , aku tidak berhenti memanjatkan doa selama berada diatas ferry. Kayaknya doa itu didengar yang punya laut, tetap di tengah Selat Sunda, dengan malu-malu , bulan menampakkan bentuknya dan cahayanya , laut pun menjadi tenang kembali. Waktu sudah menunjukkan pukul 04.12 pagi , kerlap kerlip lampu dibibir pulau Sumatera sudah terlihat makin jelas, tapi ferry belum juga merapatkan badannya, karena gelombang kembali datang sehingga menyulitkan nahkoda merapatkan ferry ke dermaga di pelabuhan Bakaheuni. “Haluan 1 meter, buritan tahan ......buritan 2 meter, haluan 1 meter...haluan rapat, buritan 1 meter lagi rapat “ akhirnya JM Ferry dapat merapat dengan selamat tepat pukul 05.00 pagi . Satu per satu kami turun dari ferry dengan wajah lega , karena hampir 5 jam , kami terombang-ambing di ferry. Tanpa banyak membuang waktu, kami kembali “line up” dengan formasi mobil pak Handoko didepan dan ditutup dengan mobil Martha sebagai sweeper , kami langsung mencari tempat untuk sarapan dan mandi pagi. Rumah makan “Begadang II” dijadikan tempat mandi dan sarapan pagi. Setelah berfoto didepan jajaran terrano dengan kaos kebanggaan T.A.G , kami langsung bergerak menuju Kotabumi. Di pagi hari , jalan utama lintas Sumatera ini mulai ramai dengan berbagai macam kendaraan bermotor. Sopan dijalan , menghormati pengguna jalan yang lain dengan tidak membahayakan pengguna jalan yang lain, 9 terrano bergerak menembus keramaian kota Bandar Lampung menuju Kotabumi. Kami disuguhkan pemandangan alam yang berbeda dengan pulau Jawa, masih banyak terdapat hutan . Kehidupan masyarakat memang sangat tergantung dari keramaian lalu lintas di jalur lintas Sumatera ini. Yang menjadi perhatianku , sepanjang jalan banyak bertemu dengan pengguna terrano lainnya. Ternyata Terrano ini memang tangguh untuk kondisi alam di Sumatera . Lalu lintas semakin padat, menandakan orang Lampung sudah bangun dan mulai beraktivitas, akhirnya Kotabumi kami lewati pada pukul 10.15 . Bukit Kemuning adalah kota berikutnya yang akan kami capai, untuk bersiap berbelok menuju Liwa. Keluar dari Kotabumi , kondisi jalan mulai sepi , karena truk besar banyak yang menuju Palembang, sehingga kami dapat menambah kecepatan 9 terrano kami menembus ladang dan kebun penduduk menuju Bukit Kemuning. Kondisi jalan sangat baik, agak bergelombang dan satu dua ada lobang , tapi secara keseluruhan baik. Ke-34 temans sangat menikmati perjalanan , terdengar dari radio komunikasi yang terpasang pada tiap terry. Pak Kamil ternobatkan menjadi tour guide yang cukup handal dengan informasinya yang lengkap, Pakde “Jer-jer” Handoko yang selalu menjadi pendengar yang baik dengan ditemani kacangnya, Pak “Kabayan “ Erry yang pada jalan2 ini santai karena duduk manis disamping akang supir, Pak Gerry , jarang terdengar suaranya karena harus konsentrasi membawa 4 daranya yang cantik-cantik, Pak Rahmat dan Dudi yang paling rajin bicara , membuat rasa kantuk dan lelah temans hilang jadinya, Pak Budi , masih setia dengan komentarnya yang lugas kadang ngeledekin yang lagi makan kacang, Mas Joko , biar juga masih ada rasa trauma karena baru diseruduk dan nyeruduk di daerah Indramayu sebelum berangkat , tapi kelihatannya menikmati perjalanan , karena biar juga jarang kedengaran suaranya , tapi sekali keluar bikin yang lain tersenyum. Pak Edy yang paling rajin memandu dan memberikan informasi terutama secara teknis mesin yang bisa menambah ilmu temans yang lain , selain pak Edy bawa co-drivernya Jona ( nyetirnya saingan bapaknya ) ,terakhir Martha , karena sekarang disupirin , kayaknya lebih cerewet (yah maklumlah perempuan ) deh ..... selain ngantuk karena biasa nyetir , akhirnya radiolah yang jadi mainan ..hehehe . Tepat 12.15 , kami memasuki Bukit Kemuning. Bensin menjadi perhatian utama untuk diisi kembali sebelum mulai bergerak menuju Liwa. Dikomando oleh Ibu “Agnes Monica” Yati Kamil , para ibu’s mencari nasi untuk makan siang dan air minum. Perut sudah mulai keroncongan , tanpa membuang waktu , kami langsung bergerak menuju rest area yang terletak antara Bukit Kemuning dan Liwa. Rangkaian gunung di jajaran Bukit Barisan sudah menunggu untuk kami lalui. Ditandai dengan banyak pendakian dan berliku, 9 terrano bergerak pelan dan pasti mulai menembus hutan di Kawasan Taman Nasional Bukit Sebelas . Jalan relatif bagus, sudah banyak pelebaran jalan yang dilakukan oleh pemerintah setempat. Setelah melewati beberapa punggung gunung, kami sampai di rest area menjelang masuk kota Liwa. Logistik dibuka , tikar digelar, air dimasak untuk kopi , makan siang dengan pemandangan lembah dan ngarai yang indah , bikin mata jadi ngantuk ditambah tiupan angin yang sejuk ....Jerr ...Jeeerr deh. Untuk ada kopi buatan Agnes Monica yang seeeedap , mata ngatuk bisa dimelek lagi. Sesudah ibu’s beres-beres , kami lanjutkan perjalanan menuju Liwa dan kemudian Danau Ranau. Rumah penduduk asli yang unik dan asli banyak kami jumpai sepanjang jalan menuju Liwa. Rumah penduduk ini terasa unik karena di pulau Jawa sudah sangat jarang kita bisa menemui pemandangan seperti ini. Pukul 14.00 kota Liwa kami masuki. Kesulitan bahan bakar Premium , itu menjadi pemandangan pertama yang kami jumpai di Liwa. Pompa bensin sudah tutup karena stok Premium habis, tapi yang menariknya banyak dijumpai bensin eceran disepanjang kota Liwa dan jalan menuju Danau Ranau. Itulah keunikkan yang lain dari Liwa. Udara sudah mulai dingin , kami berbelok ke kanan dari pusat kota Liwa, 37 km lagi Danau Ranau akan hadir didepan mata kami. Pendakian , jalan berkelok serta penurunan masih menemani kami untuk menuju Danau Ranau. Kira-kira 16.30 , Danau Ranau sudah mengintip dibalik barisan gunung yang mengelilinginya.......SANGAT INDAH. Temans sudah tidak sabar lagi untuk segera sampai di Mess Pupuk Sriwijaya , tempat dimana kami menginap. Pak Gerry dan aku , tertinggal dibelakang. Kami ingin menikmati suasana kehidupan masyarakat disekeliling danau. Akhirnya 17.00 , kami semua sampai dengan selamat di Danau Ranau yang sangat indah dan luas. Pemandangannya sangat indah lah .........susah digambarkan , selain ikut melihatnya. Logistik dan konsumsi segera diturunkan, dengan dikomando oleh para bapak’s , tenda satu per satu dibuka, para ibu’s mulai membuka dapur umumnya. Suasana kekeluargaan memang sangat terasa kala semua dilakukan bersama-sama . Itulah T.A.G , susah dan senang memang dilalui bersama-sama . Mandi, makan malam dengan nasi pulen yang hangat .....menghantar tidur malam menjadi sangat nyenyak untuk melepas lelah setelah 1,5 hari berada di perjalanan. Besok ........danau Ranau , tunggu kami .

30 Desember 2007
Yang jelas , aktivitas pagi hari , meramaikan pagi pertama kami di pinggir danau Ranau ini. Antri mandi, bersihkan tenda dan sarapan pagi dengan teh serta kopi hangat. Hari ini acara bebas. Beberapa temans sepakat untuk mencoba naik perahu mengelilingi danau Ranau yang ternyata memang luas . Ada beberapa tempat yang bisa dilihat. Dengan menyewa 2 perahu kecil seharga Rp. 800.000 untuk 2 perahu, kami memulai wisata air di danau Ranau. Banding Baru adalah desa yang kami tuju pertama, kebetulan sedang diselenggarakan Festival Danau Ranau 2007 oleh Pemda setempat, jadi ada pasar tumpah disana. BORONG DURIAN adalah kegiatan para bapak’s dan BORONG ALPUKAT adalah kegiatan para ibu’s pada saat perahu kami merapat di dermaga desa Banding Baru. Durian dan alpukatnya memang murah dan enak. Selain 2 buah itu, es nongnong Banding Baru juga bikin penasaran kami untuk dibeli. Banding Baru kami tinggalkan. Pulau Mariza menjadi objek berikutnya. Pulau kecil ini tanpa penghuni, hanya banyak terdapat pohon kelapa . Kenapa ya namanya pulau Mariza ......?. Kami tidak dapat turun di pulau Mariza jadi wisata air dilanjutkan menuju pemandian air panas dipinggir danau Ranau. Setelah merapat didermaga, kami menuju sumber air panas. Yang jelas tempatnya tidak terawat , dan dibangun seadanya. Sangat disayangkan saja, kalau dikeloka dengan baik, akan makin banyak orang datang ke danau Ranau. Setelah satu per satu anggota T.A.G diusap kakinya dengan pasir panas serta air panas dengan suhu 65oC yang katanya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit, 2 perahu meninggalkan pemandian air panas untuk kembali ke Mess Pupuk Sriwijaya. Alam di danau Ranau sangat bersahabat, yang menurut informasi yang kami dapat, beberapa hari yang lalu , perahu tidak bisa jalan karena hujan, kabut dan angin sangat kencang. Sesampai di base camp, makan siang sudah menunggu ( terimakasih para ibu’s) , nasi liwet ikan teri medan, semur jengkol , menu utama hari ini. Kenyang .......mata ngantuk. Tapi keinginan untuk mencoba jalan dengan terrano menyusuri pinggir danau sangat luas, langsung menghilangkan rasa kantuk....kapan lagi . 3 terrano , beriringan keluar dari Mess Pusri , mencoba menyusuri jalan keci dipinggir danau Ranau. Kondisi jalan bagus, tapi yang jelas pemandangannya sangat indah . Bibir danau yang bersih , air danau yang jernih, banyak dijumpai air terjun kecil dan pancuran air disisi gunung. Sangat indah ....... apalagi angin bertiup kencang , suasananya seperti di pinggir laut. Pemandangan ini membayar semua lelah perjalanan menuju danau Ranau. Setelah memasuki desa Banding Baru, kami lanjutkan jalan sore menuju Simpang Sender , pemandangan berganti dengan ladang penduduk yang masih asli. Dari Simpang Sender , kami kembali ke base camp . Keluarga pak Rahmat dan mas Joko , mohon pamit untuk kembali ke Jakarta sore harinya. Ada acara keluarga yang sudah menunggu mereka disana. Kami masih betah menghabiskan waktu menikmati pemandangan danau Ranau dengan cara masing-masing, misalnya Jona anaknya Pak Edy, bersama temannya menyewa motor untuk berkeliling pinggir danau Ranau, pak Gerry milih bermain bersama Gemi di tendanya, Pak Calvin memilih tidur ditenda ...... itulah profil anggota Terrano Ano Gelo ...hehehehehe.
Malam turun ...... tinggal 1 malam lagi kami di danau Ranau , besok pagi kami mulai bergerak menuju Jakarta via pesisir pantai barat Sumatera. Setelah makan malam, para ibu’s membereskan logistik dapur umum dan konsumsi, para bapak’s ngobrol ditemani kopi . Malam kian larut .......danau Ranau pun ikut terlelap.

31 Desember 2007
P
ukul 03.30 para ibu’s sudah terjaga untuk menyiapkan konsumsi sarapan pagi yang akan dibawa . Satu per satu , temans mulai terjaga dan mulai membereskan logistik masing-masing. 7 terrano kembali dimuat dengan logistik , ditutup dengan terpal dan diikat kuat , perjalanan siap dilanjutkan . Sesudah mandi dan menikmati teh serta kopi hangat, tetap pukul 07.23 pagi , 7 terrano bergerak meninggalkan danau Ranau yang indah. Yang pertama dipersiapkan adalah bahan bakar, diputuskan Martha lebih dulu turun menuju Liwa untuk melihat kondisi pompa bensin disana. Setelah menempuh 37 km, akhirnya 7 terrano antri bersama angkot, motor dan deretan jerigen bensin untuk memenuhkan tangki bensin mobil masing-masing. Setelah semua penuh, kamilangsung menuju kota Krui ,mencari tempat yang bagus untuk sarapan pagi dipinggir pantai barat Sumatera itu. Penurunan dan hutan disebagian Taman Nasional Bukit Barisan Selatan melengkapi suasana perjalanan kami di pagi hari ini. Hutan lebat , banyak pohon yang tumbang ( mungkin karena angin kencang ) banyak dijumpai dijalur ini. Jam 10.00 , disuatu tempat di pinggir pantai, kami membuka “Bruch ( breakfast dan lunch) “ . Perjalanan dilanjutkan setelah tumis labu siam , rendang, dadar telur habis disantap . Biha adalah kota selanjutnya yang kami tuju . Kami disuguhkan pemandangan yang berbeda , pinggir pantai yang indah ( biar juga ombaknya tinggi ) , perkampungan para transmigrasi dari daerah Bali yang lengkap dengan sanggah keluarga mereka. Setelah kota Biha dan Bengkunat kami lewati, kami kembali harus menyeberangi ujungnya jajaran pengunungan Bukit Barisan , untuk mencapai kota Sanggi. Di daerah ini, aku sangat berkesan selain hutan yang sangat rapat dan lebat karena merupakan Kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan , air sungainya masih jernih karena hutannya masih terjaga. Nah ...... pada satu tempat , melewati sungai yang jernih , 7 terrano tidak dapat menahan keinginan untuk turun ke sungai . Pokoknya mobil dan orangnya semua turun kesungai. Dudi , Pak Budi dan Pak Erry bermain bersama terrynya .Pak Kamil , Saras , Kresna dan Rayhan gak mau melewatkan kesempatan untuk mencoba dinginnya air sungai . Akhirnya kami menyuguhkan tontonan gratis untuk pengendara mobil dan motor yang kebetulan melintas diatas jembatan itu. PUUUUUAAASSSS ..........terrano puas, T.A.G puas, penduduk puas . Lanjutkan perjalanan , kalau tidak kami bisa kemalaman sampai di Bandar Lampung . Jalan berliku , tikungan tajam , hutan lebat , jalan sempit dan diujung rute ini menjelang Kota Agung ,masih bisa menikmati jalan yang masih belum diaspal alias jalan tanah . Setelah Kota Agung dilewati , tidak lama lagi Bandar Lampung sudah didepan mata, waktu sudah menjelang senja. Rasa lelah sudah mulai terasa. Bandar Lampung dimasuki menjelang magrib datang, kami sepakat untuk istirahat dirumah keluarganya pak Kamil. Untuk menutup konsumsi diakhir perjalanan ini, kami ingin mencoba bakso Lampung yang terkenal ,namanya Baso Soni. Tanpa membuang waktu kami menuju Baso Soni, dan segera memesan . Yang jelas , kuah baso yang panas dan air jeruk yang segar , bisa membunuh rasa lapar kami. Malam pergantian tahun baru sudah menjelang, suasana jalan sudah ramai kembali , kami bergerak meninggalkan kota Bandar Lampung menuju penyeberangan Bakaheuni. Kondisi jalan sangat ramai, didominasi oleh motor dan mobil kecil , sesekali masih ada truk besar. Yang jelas hujan kembali turun dengan lebatnya....... yang aku rasa , perjalanan menjadi lama dan bosan. Apakah karena badan sudah mulai lelah , atau tidak mau pulang alias masih betah di danau Ranau? Yang jelas jarak pandang menjadi terbatas karena curah hujan sangat lebat, melalui radio, aku ingin memastikan ke pak Kamil , kalau kondisi di penyeberangan seperti ini, lebih baik kita tunda saja, mengingat 4 jam waktu tempuh waktu kita datang. Martha bisa was was juga ya ......... Tapi semuanya terjawab, sesampai di pelabuhan Bakaheuni, hujan berhenti , cuaca sangat cerah dan waktu menunjukkan pukul 22.45 WIB . Setelah membayar ferry , kami langsung naik ferry . Tidak banyak yang nyeberang , ferry langsung menjauh meninggalkan dermaga menuju Merak. Laut sangat bersahabat menjelang lewat tahun, tidak ada ombak malah sangat tenang. Malam Tahun Baru 2008 , kami lewatkan bersama diatas ferry.

1 Januari 2008
R
enungan , kesan dan doa menemani kami anggota T.A.G melepas tahun 2007 dan menyambut 2008 dengan banyak harapan semoga T.A.G bisa lebih baik lagi. Tepat di atas ferry ,tanggal 1 Januari 2008 T.A.G diresmikan dengan acara yang sangat sederhana , tapi sangat berkesan. Pukul 02.25 , ferry merapat kembali di pelabuhan Merak. Dengan rapi , kami turun satu per satu , grouping kembali ..... selamat tinggal danau Ranau , selamat datang Jakarta-Depok-Bekasi dan Bogor. Sayup – sayup , kata2 selamat jalan dan terimakasih terdengar mengiringi kepulangan ke 7 anggota T.A.G menuju rumah masing – masing.

Perjalanan Danau Ranau sangat berkesan . Benang merah dari perjalanan ini, ternyata semua kendala bisa dihadapi bersama apabila kekompakan diatas segalanya. Saling menghargai , saling perduli membuat Danau Ranau yang sudah sangat indah menjadi tambah indah dan berkesan lagi. JERRR .....JERRR temans.